Daya tahan tubuh, atau respons kekebalan tubuh pada ibu hamil merupakan faktor penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin yang baik selama masa kehamilan dan agar dapat melalui fase persalinan dengan  aman.

Selama masa kehamilan, tubuh ibu akan mengalami perubahan fisik dan penurunan daya tahan tubuh, sehingga ibu lebih rentan terpapar penyakit tertentu seperti virus influenza, virus hepatitis E (HEV), virus herpes simpleks (HSV), dan parasit malaria.

Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan dan mempertahankan daya tahan tubuh yang optimal. Selain itu, di tahap akhir kehamilan, ibu akan mentransfer antibodi kepada janin melalui plasenta. Hasilnya, dapat membantu meningkatkan kekebalan bayi.

Bagaimana sistem kekebalan tubuh melindungi kesehatan ibu hamil?

Sistem kekebalan tubuh merupakan pertahanan alami tubuh terhadap paparan asing, seperti bakteri, virus, dan zat berbahaya lainnya. Paparan asing tersebut rentan menimbulkan penyakit pada ibu dan bayi yang dikandungnya.

Sistem kekebalan tubuh manusia terdiri dari dua bagian: sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif (spesifik). Keduanya dapat menangkal paparan asing dan bertujuan untuk mencegah penyakit.

Sistem imun bawaan mengacu pada sistem kekebalan tubuh yang sudah ada sejak lahir dan berfungsi sebagai pertahanan pertama tubuh. Sistem ini terdiri dari ‘penghalang’ yang dapat mencegah zat berbahaya memasuki tubuh. Misalnya kulit, membran, senyawa kimia, dan asam, untuk mencegah penyebaran infeksi.

Bila kuman dan virus berhasil bertahan dari sistem imun bawaan, sistem imun adaptif akan turut berperan mengatasinya. Dibandingkan dengan sistem imun bawaan, sistem imun adaptif akan menangkal paparan asing secara langsung.

Meskipun tubuh memiliki dua sistem imun ini, infeksi masih dapat menyerang ibu hamil. Faktanya, ibu hamil dianggap lebih rentan terinfeksi penyakit karena keunikan kondisi daya tahan tubuh saat sedang hamil. Sehingga penting bagi ibu hamil untuk mempertahankan daya tahan tubuh yang optimal.

Cara meningkatkan daya tahan tubuh pada ibu hamil

Selama masa kehamilan, Anda dapat melakukan hal-hal di bawah ini untuk mencegah penyakit dan mengurangi risiko infeksi:

1. Menjaga kebersihan

Perhatikan kebersihan diri dengan baik dan praktikkan mencuci tangan dengan sabun dan air. Virus tertentu seperti cytomegalovirus (CMV) dapat ditularkan melalui air liur atau urin. Bila ibu terinfeksi, maka dapat menyebabkan mikrosefali (kondisi ukuran kepala bayi lebih kecil dari ukuran normal) dan gangguan pendengaran pada janin yang sedang berkembang.

Selain mencuci tangan, Anda dapat mengurangi risiko penularan virus dengan tidak berbagi makanan atau peralatan makan dengan anak. Sangat dianjurkan bagi Anda untuk selalu mencuci tangan, terutama setelah mengganti pakaian kotor.

2. Mendapatkan vaksinasi

Bagi ibu hamil, pemberian vaksinasi yang mengandung virus non-aktif dianggap aman dan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit berbahaya. Dua vaksinasi paling umum yang direkomendasikan untuk ibu hamil adalah vaksin flu (influenza) dan vaksin Tdap untuk mencegah batuk rejan (pertusis). Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai vaksinasi yang aman dan tepat selama masa kehamilan. 

3. Berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh ibu hamil

Meskipun aktivitas Anda terbatasi karena perut yang semakin membesar, dokter tetap menganjurkan agar ibu tetap aktif selama hamil. Dikarenakan, olahraga tidak hanya membantu meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga dapat memperkuat otot yang dapat membantu proses persalinan. Ibu hamil dianjurkan untuk berolahraga dengan mengurangi intensitas gerakan atau melakukan olahraga ringan.

4. Hindari stres agar daya tahan tubuh ibu hamil tidak menurun

Stres memiliki efek langsung pada kesehatan ibu hamil dan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan hipertensi. Selain itu, stres kronis juga mempengaruhi fungsi imun tubuh yang penting, seperti penyembuhan luka dan kemampuan tubuh melawan infeksi.

Untuk menghindari stres, Anda dapat mencoba prenatal yoga, melakukan meditasi, dan berolahraga ringan.

5. Makan dengan teratur dan gizi seimbang

Ibu hamil dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara alami dengan menerapkan pola makan yang sehat. Meskipun tidak ada diet pasti untuk ibu hamil, ada beberapa nutrisi yang bermanfaat selama masa kehamilan. Nutrisi-nutrisi ini meliputi vitamin A, B, C, D dan E, ragi beta-glukan, karotenoid, yodium, zat besi, prebiotik, probiotik, selenium dan zink.

Vitamin B kompleks: B1, B2, niasin, asam pantotenat, B6, biotin, B12 dan asam folat dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah yang sehat. Vitamin B juga dapat mendukung sejumlah fungsi metabolisme tubuh. Makanan yang mengandung vitamin B, yaitu daging tanpa lemak, unggas, ikan, susu, telur, roti, dan sereal.

Vitamin A. Merupakan komponen integral dari perkembangan dan kesehatan visual anak Anda. Asupan vitamin A yang cukup juga diperlukan untuk meningkatkan fungsi kekebalan anak Anda. Vitamin A bisa didapatkan dari wortel, produk susu, mentega, kuning telur, dan ikan berminyak seperti salmon, sarden, dan herring. Perlu diingat bahwa Anda harus menghindari konsumsi suplemen vitamin A selama kehamilan, karena asupan tinggi dalam bentuk suplemen (retinol) dapat menyebabkan malformasi pada janin.

Senyawa pembentuk vitamin A, beta-karoten merupakan sumber antioksidan yang melimpah dan memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda, serta meningkatkan produksi sel-sel untuk melawan penyakit. Sumber makanan yang kaya akan beta-karoten meliputi sayuran berwarna seperti capsicum (paprika), wortel dan sayuran hijau, serta jeruk.

Vitamin C. Dapat meningkatkan produksi sel darah putih, sebagai penopang daya tahan tubuh terhadap infeksi, khususnya pada ibu hamil. Adapun makanan yang mengandung vitamin C, yaitu jeruk, stroberi, brokoli, dan bayam.

Vitamin D. Kekurangan vitamin yang satu ini dikaitkan dengan kerentanan yang lebih besar terhadap infeksi dan peningkatan gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Untuk mencegah kekurangan vitamin D, Anda bisa makan telur, daging merah, dan ikan berminyak seperti salmon, herring, sarden dan mackerel.

Vitamin E. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa vitamin E dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh Anda seiring bertambahnya usia. vitamin E juga dapat menekan kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan kanker atau asma. Adapun makanan yang mengandung vitamin E meliputi kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.

Yodium. merupakan nutrisi yang dapat mendukung reaksi biokimia dalam tubuh Anda. Nutrisi ini juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Yodium dapat ditemukan dalam produk susu, dan jenis makanan laut tertentu, seperti ikan.

Zat besi. merupakan komponen integral dari hemoglobin (protein dalam sel darah merah), yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Sebab itu, zat besi dianggap sebagai bagian penting dari perkembangan imunitas anak Anda. Zat besi bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi sayuran hijau, buah-buahan kering, selai kacang, dan daging tanpa lemak.

Prebiotik. Memiliki fungsi utama untuk memastikan keseimbangan bakteri baik dalam tubuh. Prebiotik juga dapat memperkuat daya tahan tubuh Anda, terutama pada ibu hamil, karena terletak dalam saluran cerna yang merupakan tempat dimana sekitar 80% sel imunitas Anda berada. Sumber prebiotik umumnya dapat ditemukan pada sayuran hijau, tomat, dan pisang.

Probiotik. Sementara probiotik adalah nutrisi yang dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan Anda. Probiotik terdiri dari berbagai jenis bakteri hidup, dan membentuk sekitar 80% dari sistem kekebalan tubuh Anda. Probiotik dapat ditemukan dalam makanan seperti yoghurt.

Selenium. Merupakan komponen penting dari berbagai enzim dan selenoprotein. Nutrisi ini berperan penting dalam membentuk DNA. Selenium juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh Anda dengan melawan efek berbahaya dari peroksida dalam tubuh, yang meliputi kerusakan sel dan peningkatan risiko infeksi kronis pada anak-anak. Adapun makanan yang mengandung selenium meliputi daging tanpa lemak, unggas, makanan laut, dan telur.

Zink.Merupakan mineral penting untuk mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Jenis makanan yang mengandung zink antara lain susu, kerang, kacang-kacangan, roti, dan sereal. Meski kaya akan zink, wanita tidak dianjurkan mengonsumsi kerang mentah karena berisiko mengandung kadar merkuri yang tinggi.

Ibu hamil bisa mendapatkan nutrisi-nutrisi di atas dengan menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Bila Anda memerlukan suplemen selama kehamilan, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi yang dapat menyesuaikan rencana diet terbaik saat hamil.

Ayo jadi bagian dari Golden Start Club by Enfa A+ dan dapatkan peluang memperoleh berbagai hadiah menarik seperti sampel gratis, voucher eksklusif, produk promosi, konsultasi dengan pakar dan masih banyak lagi! Segera daftar dan dapatkan informasi selengkapnya melalui tautan ini.

Referensi: