Cara Mengenali Anak-anak dengan Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan sering didefinisikan sebagai potensi intelektual kita; sesuatu yang kita miliki sejak lahir, sesuatu yang dapat diukur, dan kapasitas yang sulit untuk diubah. Tokoh-tokoh yang dinilai cerdas dan dijadikan patokan kecerdasan tidak jauh dari Albert Einstein atau Stephen Hawking yang masuk ke dalam kategori jenius berdasarkan hasil tes IQ-nya. Sewaktu kecil dulu, tidak terpikirkan akan ada konsep kecerdasan ganda, terlebih kecerdasan kinestetik. Betul tidak, Bu?
Salah satu dari konsep-konsep kecerdasan ini adalah teori kecerdasan ganda yang dikemukakan oleh psikolog Harvard, Howard Gardner. Menurut Gardner, tidak semua kecerdasan yang dimiliki seseorang, akan langsung didapat saat ia lahir.
Gardner mengusung teori kecerdasan ganda yang terdiri dari delapan jenis kecerdasan manusia — masing-masing mewakili cara yang berbeda mengenai bagaimana seseorang memproses informasi dengan optimal. Kecerdasan ganda yang dimaksud Gardner antara lain:
- Kecerdasan visual-spasial
- Kecerdasan linguistik
- Kecerdasan logis-matematis
- Kecerdasan kinestetik
- Kecerdasan musik
- Kecerdasan interpersonal
- Kecerdasan intrapersonal
- Kecerdasan naturalistic
Di antara delapan jenis kecerdasan ini, kecerdasan kinestetik adalah salah satu yang jarang dikenali oleh masyarakat, dan jarang dianggap sebagai bentuk kecerdasan. Misalnya saja, anak yang aktif bergerak, apalagi di tempat umum, biasanya akan disebut “pecicilan” atau tidak bisa diam. Padahal bisa jadi anak tersebut menunjukkan kecenderungan kecerdasan kinestetiknya.
Apa Itu Kecerdasan Kinestetik?
Kecerdasan kinestetik adalah potensi untuk menggunakan seluruh tubuh atau bagian tubuh untuk menciptakan sesuatu, melakukan keterampilan, atau memecahkan masalah melalui kerja sama antara pikiran dan tubuh anak. Kinestetik adalah gaya belajar yang sering disebut sebagai 'belajar dengan tangan' atau belajar fisik. Pada dasarnya, orang dengan kecerdasan kinestetik dapat belajar lebih mudah dengan melakukan, mengeksplorasi, dan menjelajah dengan menggunakan anggota tubuhnya.
Bagaimana Cara Mengetahui Jika Si Kecil Memiliki Kecerdasan Kinestetik?
Anak-anak yang memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi cenderung memiliki koordinasi tangan-mata dan ketangkasan yang sangat baik. Kekuatan mereka ada pada gerakan fisik dan kontrol motoriknya.
Baca juga: Aktivitas Perkembangan Motorik Balita
Beberapa ciri-ciri yang bisa ditemukan pada anak yang memiliki kecerdasan kinestetik:
- Punya rasa ingin tahu yang besar dan suka menjelajahi lingkungan di sekitarnya
- Memegang mainan atau alat tulis dengan keras atau dengan tekanan
- Mahir menguasai mainan baru
- Memiliki memori otot yang baik
- Menikmati menciptakan sesuatu dengan tangannya
- Memiliki koordinasi fisik yang sangat baik
- Mengingat dengan melakukan, bukan mendengar atau melihat
- Sering mengetuk tangan atau kaki dengan ritme konstan saat fokus
- Gelisah saat duduk di lingkungan yang tidak interaktif
- Mudah untuk meniru gerakan dan gerak tubuh orang lain
- Terampil dalam menari dan/atau olahraga.
Potensi untuk Anak-Anak dengan Kecerdasan Kinestetik
Apakah anak-anak yang kecerdasan kinestetiknya dominan di masa depan hanya bisa berkarir di bidang seni atau olahraga? Tentu tidak, ada banyak profesi yang memerlukan kecerdasan kinestetik seperti dokter bedah, teknisi, fisioterapis, bahkan pembuat kue.
Bagaimana Cara Menstimulasi Anak dengan Kecerdasan Kinestetik?
Untuk mengoptimalkan perkembangan anak dengan kecerdasan kinestetik yang dominan, Ibu perlu menggunakan aktivitas fisik dalam setiap interaksi dengan si Kecil, misalnya:
1. Menggunakan respon tubuh saat Ibu menjelaskan sesuatu, contoh:
- Anak diminta mengangkat tangan kanan ketika tidak paham.
- Menggunakan jumlah jari untuk mengetahui tingkat pemahaman.
- Saat Ibu berkomunikasi dengan anak, minta anak menganggukkan kepala bila anak mengerti, atau menggaruk kepala jika tidak paham.
2. Reka ulang, yaitu anak diminta mempraktikkan dengan gerakan berdasarkan cerita yang Ibu sampaikan.
3. Tebak kata menggunakan gerakan tubuh.
4. Memahami konsep dengan membuat atau melakukan sesuatu, misalnya bermain playdough, membantu ibu membuat kue, atau menyusun balok.
Seru bukan, Bu? Tak hanya membantu si Kecil belajar dengan mengoptimalkan bakatnya, Ibu juga mendapat waktu berkualitas saat berinteraksi dengan si Kecil, deh! Aktivitas mana yang kira-kira akan jadi favorit si Kecil?
Sources:
- Gardner's Theory of Multiple Intelligences. verywellmind.com. (2021). Retrieved 11 February 2022, from https://www.verywellmind.com/gardners-theory-of-multiple-intelligences-…
- What Is The Highest IQ In The World Ever Recorded? Scienceabc.com. (2021). Retrieved 22 February 2022, from https://www.scienceabc.com/humans/who-are-some-of-the-people-with-the-h…
- Gardner's Theory of Multiple Intelligences. simplypsychology.org. (2020). Retrieved 11 February 2022, from https://www.simplypsychology.org/multiple-intelligences.html
- A Harvard psychologist says humans have 8 types of intelligence. Which ones do you score the highest in? cnbc.com. (2021). Retrieved 10 February 2022 from https://www.cnbc.com/2021/03/10/harvard-psychologist-types-of-intelligence-where-do-you-score-highest-in.html
- Everything You Need to Know About Bodily-Kinesthetic Intelligence. healthline.com. (2020). Retrieved 11 February 2022, from https://www.healthline.com/health/bodily-kinesthetic
- Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah. staffnew.uny.ac.id. (n.d). Retrieved 11 February 2022, from http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206556/lainlain/Stimulasi+Kecerdasan.pdf