Memasuki masa kehamilan, Ibu akan lebih sering ke dokter untuk pemeriksaan rutin. Tentu bukan karena sakit, tetapi untuk memonitor tumbuh kembang si Kecil dalam kandungan. Tahukah Ibu apa saja pemeriksaan atau tes prenatal yang umum dilakukan oleh Ibu hamil?

Mengenal jenis tes prenatal atau pemeriksaan bagi Ibu hamil

Dikutip dari U.S. National Library of Medicine, tes prenatal dapat menyediakan informasi mengenai kondisi kesehatan si Kecil sebelum ia dilahirkan. Bahkan sebagian pemeriksaan juga sekaligus memberikan informasi mengenai kesehatan sang Ibu, termasuk apa saja makanan yang mungkin sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.

Pada kunjungan pertama, Ibu akan menjalani serangkaian tes, termasuk pemeriksaan darah, tanda-tanda infeksi, dan cacar air.

Pemeriksaan untuk Ibu hamil digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

Tes screening

Merupakan pemeriksaan pada ibu hamil yang dilakukan dokter atau bidan untuk melihat apakah janin memiliki kondisi tertentu. Dokter akan mengevaluasi risiko yang ada tetapi bukan melakukan diagnosis.

Ketika hasil tes keluar dan terdapat suatu hal yang janggal atau abnormal, bukan berarti terdapat masalah. Hasil tersebut menandakan bahwa dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter atau bidan dapat menyediakan informasi yang Anda butuhkan mengenai hasil yang didapat dan juga langkah selanjutnya yang perlu dilakukan.

Tes screening sendiri memiliki berbagai jenis dan dilakukan pada waktu yang berbeda-beda, di antaranya:

Trimester pertama

Tes yang dilakukan pada tiga bulan pertama kehamilan berikut merupakan kombinasi pemeriksaan dari USG janin dan tes darah Ibu hamil. Proses screening ini dapat membantu menentukan risiko janin mengalami cacat lahir tertentu. Tes untuk Ibu hamil ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  • USG nuchal translucency (NT) adalah pengukuran peningkatan atau ketebalan cairan di bagian belakang leher janin pada usia kehamilan trimester pertama dengan USG. Untuk mengetahui adanya risiko Down syndrome pada bayi.
  • Tes darah Pregnancy-associated plasma protein (PAPP-A) dan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin) merupakan protein dan hormon yang diproduksi oleh plasenta pada awal kehamilan. Jika hasilnya tidak normal, berarti ada peningkatan risiko kelainan kromosom.

Trimester kedua

Terdapat beberapa tes screening yang dilakukan di trimester kedua, antara lain:

1. Multiple markers

Tes screening pada trimester kedua yang pertama ini mencakup beberapa tes darah yang disebut multiple markers. Pemeriksaan bagi Ibu hamil ini dilakukan untuk mengetahui adanya risiko cacat lahir atau kelainan genetik pada bayi. Tes ini idealnya dilakukan pada minggu ke 16 sampai 18 kehamilan.

Tes darah atau multiple markers tersebut meliputi:

  • Kadar alpha-fetoprotein (AFP). Ini adalah protein yang biasanya diproduksi oleh hati janin dan terdapat dalam cairan yang mengelilingi janin (cairan amnion atau ketuban), dan menyilang plasenta ke dalam darah ibu. Tingkat AFP yang tidak normal mungkin meningkatkan risiko seperti spina bifida, sindrom Down atau kelainan kromosom lainnya, cacat di perut janin, dan kembar.
  • Kadar hormon yang diproduksi plasenta, antara lain hCG, estriol, dan inhibun.
2. Tes gula darah

Tes gula darah digunakan untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Kondisi tersebut merupakan penyakit yang bisa berkembang selama kehamilan. Apabila Ibu mengalami kondisi ini, risiko kelahiran secara caesar akan meningkat karena bayi dari ibu dengan diabetes gestasional biasanya memiliki ukuran yang lebih besar.

Untuk itu, ada baiknya ibu berdiskusi lebih lanjut dengan dokter mengenai persiapan apa saja yang harus dilakukan bila melakukan operasi caesar. Termasuk cara untuk mengatasi ketakutan menjelang operasi caesar dan pemulihan pasca operasi caesar.

Trimester ketiga

Hanya terdapat satu pemeriksaan atau tes screening bagi ibu hamil di trimester ketiga, yaitu screening Streptococcus Group B (GBS).

GBS adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan bisa memicu penyakit pada bayi yang baru lahir. GBS pada wanita sehat sering ditemukan di daerah mulut, tenggorokan, saluran pencernaan, dan vagina.

GBS di vagina umumnya tidak berbahaya bagi wanita terlepas dari sedang hamil atau tidaknya. Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Tes prenatal ini dilakukan dengan mengusap vagina dan rektum ibu hamil pada usia kehamilan ke 35 sampai 37 minggu.

Tes diagnostik

Setelah tes screening, Ibu juga perlu tahu tes diagnostik. Tes diagnostik berguna untuk memastikan kondisi kromosom, seperti Down syndrome, atau kondisi genetik pada bayi.

Tes diagnostik dapat dilakukan apabila Ibu memiliki kondisi seperti:

  • Pernah hamil sebelumnya dengan Down syndrome atau cacat lahir lainnya
  • Telah diidentifikasi berisiko tinggi melahirkan bayi dengan kondisi genetik setelah tes screening di trimester pertama atau kedua
  • Riwayat keluarga yang memiliki kondisi genetik.

Tes atau pemeriksaan diagnostik dapat bersifat invasif bagi Ibu hamil karena dapat meningkatkan risiko keguguran. Namun, risiko ini cukup rendah karena hanya terjadi pada kurang dari 1 per 100 tes (kurang dari 1 persen).

Jenis tes diagnostik termasuk:

1. Chorionic villus sampling

Tes ini dilakukan dengan cara mengambil potongan kecil dari plasenta. Biasanya Chorionic villus sampling dilaksanakan di antara minggu ke 10 dan 12 kehamilan.

Tes ini biasanya merupakan tes lanjutan dari USG NT dan tes darah yang tidak normal. Tes ini dilakukan untuk lebih memastikan adanya kelainan genetik pada janin seperti Down syndrome.

2. Amniocentesis

Selama menjalankan proses amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim untuk diuji. Cairan tersebut berisi sel janin dengan susunan genetik yang sama seperti bayi, serta berbagai bahan kimia yang diproduksi oleh tubuh bayi.

Tes ini dianjurkan jika:

  • Skrining tes saat hamil menunjukkan hasil yang tidak normal.
  • Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
  • Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik tertentu.

USG sebenarnya masih termasuk diagnostik tes, tetapi sifatnya tidak invasif seperti Chorionic villus sampling dan Amniocentesis.

Itulah beberapa pemeriksaan atau tes prenatal yang kemungkinan besar diperlukan oleh Ibu hamil. Satu hal yang perlu diingat adalah Anda harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk melakukan tes apapun agar tidak membahayakan atau mengganggu kesehatan Ibu dan janin.

Ayo jadi bagian dari Golden Start Club by Enfa A+ dan dapatkan peluang memperoleh berbagai hadiah menarik seperti sampel gratis, voucher eksklusif, produk promosi, konsultasi dengan pakar dan masih banyak lagi! Segera daftar dan dapatkan informasi selengkapnya melalui tautan ini

Referensi: